Minggu ke-7,               PERJALANAN KESELAMATAN

60.   Pert     :     Dengan percaya dan pertobatan dasar kapan manusia menerima dan mengalami keselamatannya?
        Jwb    :     Keselamatan sebagai buah pekerjaan penyelamatan Allah sudah diterima dan dialami oleh orang yang percaya pada waktu hidupnya di dunia. Tetapi keselamatan itu masih akan mencapai kesempurnaannya kelak dalam persekutuan dengan Allah di sorga. Oleh karena itu kehidupan orang percaya di dunia merupakan perjalanan keselamatan, yaitu perjalanan menuju kesempurnaan keselamatan.
                                [2Kor.5:1; Tit.2:11-13; 1Ptr.1:3-5; 1:17; 2:11; 1Yoh.3:1,2]

61.   Pert     :     Dalam rangka perjalanan keselamatan tersebut, apakah keselamatan yang telah diterima oleh orang percaya sekarang ini sudah aman dan pasti akan mencapai kesempurnaannya?
        Jwb    :     Tidak. Sebab ada kemungkinan karena suatu penggodaan, orang percaya melepaskan percayanya, sehingga gagal di jalan dan tidak dapat mencapai kesempurnaan keselamatan.
                                [1Kor.10:1-13; 1Ptr.5:4; 5:8-10]

62.   Pert     :     Apakah hal itu berarti bahwa tidak ada kepastian mengenai keselamatan yang dikerjakan oleh Allah?
        Jwb    :     Ada kepastian keselamatan bagi orang percaya, karena ada pengampunan dosa manusia melalui karya penyelamatan Allah di dalam Yesus Kristus.  
                                [2Kor.5:21; 1Ptr.1:3-5]

63.   Pert     :     Apakah ada jaminan dari Allah bahwa barangsiapa yang percaya pasti memperoleh keselamatan?
        Jwb    :     Ada. Jaminan itu diberikan oleh Allah dengan cara bahwa barangsiapa percaya dimeteraikan dengan Roh Kudus.
                                [Yoh.16:13; Kis.10:44-48; 15:8; 2Kor.5:5; Ef.1:13,14; Ibr.2:1-4]

64.   Pert     :     Bagaimana kita memahami kemungkinan kegagalan orang percaya di dalam perjalanan keselamatannya?
        Jwb    :     Kemungkinan gagalnya orang percaya mencapai kesempurnaan keselamatan berasal dari kelemahan manusia sendiri, karena kecenderungan sikapnya yang bertentangan dengan kehendak Roh Kudus.
                                [Mat.13:20,21; (baca ayat 18-23); Gal.4:8,9; 1Tim.4:1,2; 2Tim.2:11-13; Ibr.6:4-6; 2Ptr.2:1-19]

65.   Pert     :     Bukankah orang percaya di dalam perjalanan keselamatannya selalu ditolong oleh Roh Kudus?
        Jwb    :     Benar. Roh Kudus memang senantiasa menolong orang percaya, tetapi pertolongan Roh Kudus tidak dengan sendirinya membuat iman orang percaya terpelihara. Roh Kudus tetap memperlakukan orang percaya sebagai manusia yang memiliki kebebasan untuk mengikuti atau tidak mengikuti pimpinan Roh Kudus. Dengan demikian, Roh Kudus tetap menempatkan orang percaya dalam keadaan harus bergumul, berusaha dan bertanggung jawab terhadap keselamatan yang telah diterimanya.
                                [Mat.12:31,32 (dan paralelnya);  Ef.4:30]

66.   Pert     :     Bagaimana pergumulan dan usaha orang percaya untuk memelihara keselamatannya?
        Jwb    :     Pergumulan dan usaha orang percaya untuk memelihara keselamatannya dilukiskan di dalam Alkitab sebagai suatu peperangan rohani di mana orang percaya harus melengkapi diri dengan perlengkapan senjata Allah.
                                [1Tim.6:12; band. 2Kor.10:3,4; Ef.6:10-18; Flp.1:27-30; 1Ptr.5:7; Yud.3]

67.   Pert     :     Apakah pergumulan dan usaha orang percaya untuk memelihara keselamatannya itu sepenuhnya merupakan pergumulan dan usaha pribadi yang dilakukannya seorang diri?
        Jwb    :     Bukan. Sekalipun memang setiap orang harus bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri, tetapi pergumulan dan usaha itu dilakukan di dalam persekutuan orang-orang percaya dan dibantu oleh gereja melalui upaya penggembalaan.
                                [Mat.18:15-17; Gal.6:1,2; 1Tes.5:11 (baca 5-11); Ibr.3:12-14; Yak.5:19-20]

68.   Pert     :     Bagaimana seharusnya sikap orang percaya di dalam perjalanan keselamatannya?
        Jwb    :     Di dalam pergumulan dan usaha untuk memelihara keselamatannya, sikap yang paling tepat bagi orang percaya ialah dengan rendah hati: 
1.   Mengakui kelemahan manusiawinya.
2.   Waspada dalam menghadapi masalah atau penggodaan apapun.
3.   Terbuka untuk mendengarkan dan memper­hatikan teguran atau peringatan dari saudara seiman. 
4.   Terbuka untuk menerima penggembalaan yang dilakukan oleh gereja.
5.   Mengharapkan dan menaati pertolongan Roh Kudus.
6.   Memelihara hubungan yang benar dan akrab dengan Tuhan. Contoh: membaca Alkitab, berdoa, bersekutu dan lain-lain.
[Luk.11:4b; Yoh.14:26; 20:27-29; 21:15-17; 1Kor.10:12,13; Kol.2:8; 3:16;  1Tes.5:12, 13,19; Ibr.3:8;]