Minggu ke-5,               KETRITUNGGALAN ALLAH

38. Pert      :     Adakah hubungan antara penyelamatan Allah dengan iman gereja tentang ketritunggalan Allah?
      Jwb      :     Ada, yaitu bahwa Allah yang telah berkarya dalam peristiwa bangsa Israel, peristiwa manusiawi Yesus dan peristiwa Roh Kudus itu disebut sebagai: Bapa, Anak dan Roh Kudus.
                                [Rumusan trinitas atau ketritunggalan Allah hanya ada di dalam Mat.28:19; band. rumusan sakraman baptis, dll., Kis.2:38, serta hubungan Bapa dan Anak dalam Pentakosta di Kis.2:33]

39. Pert      :     Apakah yang dimaksud oleh gereja awal dengan rumusan tentang ketritunggalan Allah itu?
      Jwb      :     Dengan rumusan ketritunggalan Allah itu, gereja awal mempunyai maksud:
1.   Memberi penalaran dengan bahasa dunia yang berlaku pada zaman itu, mengenai penyelamatan Allah ke atas manusia. 
2.   Memberi pegangan iman bagi orang-orang percaya pada zaman itu untuk menjalani kehidupannya. 
3.   Bersaksi kepada dunia tentang penyelamatan Allah ke atas manusia yang telah dialaminya.

40. Pert      :     Apakah ajaran tentang Allah tritunggal itu harus tetap dipertahankan walaupun dunia dan zaman kita sudah berbeda dengan dunia dan zaman gereja awal?
      Jwb      :     Pemahaman gereja awal tentang Allah tritunggal itu telah menjadi tradisi gereja dan tercantum di dalam Alkitab. Itu berarti bahwa ajaran tentang Allah tritunggal difungsikan oleh Allah dalam pekerjaan penyelamatan-Nya, baik sebagai alat kesaksian maupun sebagai alat pemeliharaan iman. Oleh karena itu kita perlu mempertahankannya.
                       
41. Pert      :     Bagaimana kita mempertahankan pemahaman gereja awal itu, sebab di dalam sejarah gereja ternyata pemahaman gereja awal tentang Allah tritunggal itu oleh pemikir-pemikir kristen dijelaskan dengan cara dan isi yang berbeda-beda?
      Jwb      :     Yang kita pertahankan adalah latar belakang pengertiannya, yaitu cara Allah melaksanakan penyelamatan-Nya di dalam sejarah.
                       
42. Pert      :     Bagaimana rumusan Bapa, Anak dan Roh Kudus itu dapat dijelaskan?
      Jwb      :     Berdasarkan cara pelaksanaan penyelamatan Allah di dalam sejarah, ketritunggalan Allah dapat dijelaskan demikian: 
1.   Dalam hubungan dengan peristiwa bangsa Israel sebagaimana tertulis dalam kitab Perjanjian Lama, Allah dikenal sebagai Bapa. 
2.   Dalam hubungan dengan peristiwa manusiawi Yesus sebagaimana tertulis dalam kitab Perjanjian Baru, Allah dikenal juga sebagai Anak.
3.   Dalam hubungan dengan peristiwa Roh Kudus, sebagaimana tertulis dalam kitab Perjanjian Baru dan di dalam sejarah gereja hingga kini, Allah dikenal juga sebagai Roh Kudus.

43. Pert      :     Bagaimana hubungan antara sebutan Bapa dan Anak?
      Jwb      :     Sebagai suatu cara yang manusiawi untuk memahami Allah di dalam pekerjaan penyelamatan-Nya, maka sebutan Bapa dan Anak itu tidak menyatakan hubungan biologis, melainkan menyatakan hubungan langkah-langkah Allah di dalam karya penyelamatan-Nya.
                                [Mat.3:17 ( baca ayat 13-17); Yoh.1:1-3]

44. Pert      :     Apakah Bapa, Anak dan Roh Kudus itu masing-masing pribadi?
      Jwb      :     Bapa, Anak dan Roh Kudus itu Allah yang satu dan sama. Jadi, pribadinya hanya satu, yaitu Allah.
                                [Yoh.10:30; 14:9; 1Yoh.5:7]

45. Pert      :     Oleh karena Bapa, Anak dan Roh Kudus itu satu pribadi, maka bagaimana penjelasan tentang Yesus yang berdoa kepada Bapa dan tentang Bapa memberikan Roh Kudus kepada murid-murid Yesus?
      Jwb      :     Penjelasan tentang Yesus yang berdoa kepada Bapa dan tentang Bapa memberikan Roh Kudus kepada murid-murid Yesus adalah sebagai berikut:
1.   Tentang Yesus yang berdoa kepada Bapa dapat kita pahami atas dasar penalaran bahwa Yesus adalah Allah yang masuk melibatkan diri di dalam kehidupan manusia dengan cara yang begitu manusiawi dan menjalani kehidupan-Nya dengan cara yang manusiawi pula. Dalam hal Yesus yang berdoa kepada Bapa, Ia menempatkan diri dalam posisi menggantikan manusia.
2.   Tentang Bapa yang memberikan Roh Kudus kepada murid-murid Yesus dan orang-orang percaya, hal itu dapat dimengerti dari penalaran bahwa Allah sendiri yang datang dan bekerja sebagai Kuasa di dalam hati mereka, untuk menolong mereka sehingga mampu mempertahankan keselamatannya.
                                [Yoh.20:22; Flp.2:7,8; Ibr.2:14-18; 4:14,15]

46.   Pert     :     Apakah sebutan Bapa di dalam ketritunggalan Allah itu sama dengan sebutan Bapa dalam doa atau pujian kita?
        Jwb    :     Kedua sebutan itu memang menunjuk kepada Allah yang satu dan sama. Tetapi ada perbedaan pengertian di antara keduanya. Perbedaan itu adalah:
1.   Bapa di dalam ketritunggalan Allah adalah sebutan dalam hubungan dengan pelaksanaan penyelamatan Allah di dalam sejarah manusia.
                        2.   Bapa di dalam doa atau pujian adalah sapaan dalam hubungan dengan keselamatan yang telah diterima oleh orang percaya. Di dalam Alkitab, salah satu cara menjelaskan penyelamatan Allah ke atas manusia itu dengan lukisan dari dunia keluarga. Manusia berdosa itu dilukiskan sebagai anak durhaka yang memberontak kepada bapaknya. Penyelamatan Allah dilukiskan sebagai tindakan bapak yang menerima dan mengampuni anak durhaka. Dari lukisan itu dapat dimengerti sebutan “anak-anak Allah” bagi orang percaya yang menyebut Allah sebagai “Bapa”.
                                [Mat.28:19; band.Yes.9:5; Yes.63:16; Yer.3:4; Mal.2:10; Mat.5:16; 5:45,48; 6:6,9; Luk.15:11-32; Yoh.1:12; Rm.8:14-17; Gal.4:4-7]

47.   Pert     :     Apakah Roh Kudus bekerja hanya di dalam masa peristiwa Roh Kudus?
        Jwb    :     Karena Roh Kudus adalah Allah sendiri, maka Ia bekerja di segala masa, yaitu sejak penciptaan hingga peristiwa bangsa Israel, maupun peristiwa manusiawi Yesus. Tetapi di dalam peristiwa Roh Kudus dengan wataknya yang khas, Roh Kudus bekerja secara khas pula, yaitu menolong manusia untuk mengerti dan percaya kepada Yesus.
                                [Kej.1:1; Yes.63:10; Mrk.12:36; Luk.1:15; Kis.11:15,16; 9:31]


Minggu ke-6,               SIAPA YANG DISELAMATKAN DAN BAGAIMANA SIKAP YANG DAPAT MEMBUAT ORANG DISELAMATKAN

48.   Pert     :     Apakah penyelamatan Allah hanya berlaku untuk orang tertentu saja atau untuk semua orang?
        Jwb    :     Allah menghendaki semua orang diselamatkan. Tetapi untuk diselamatkan orang harus menentukan sikapnya terhadap penyelamatan Allah. Jadi, tidak dengan sendirinya semua orang diselamatkan.
                                [Yes.49:6; 42:6; band. Yes.60:1-3; Mat.8:28-34; Luk.2:30-32; Kis.10:36,44-48; 13:47; 26:23; 1Tim.2:4-7]

49.   Pert     :     Bagaimana sikap yang dapat membuat orang diselamatkan?
        Jwb    :     Menerima penyelamatan Allah dan merelakan dirinya diselamatkan oleh Allah. Sikap demikian inilah yang disebut percaya atau beriman.
                                [Luk.8:12; Yoh. 3:16-17; 20:31;  Ef.2:8]

50.   Pert     :     Unsur-unsur apa saja yang terkandung di dalam sikap percaya?
        Jwb    :     Sikap percaya mengandung empat unsur, yaitu:
                         1.   Kesadaran dan pengakuan bahwa dirinya berada di dalam kondisi tidak selamat.
                        2.   Pengetahuan mengenai tindakan penyelamatan Allah terhadap dirinya.
                        3.   Penyerahan diri.
                        4.   Bersyukur.
                                [Luk.5:27-29; Kis.6:7; 16:30-34; Rm.7:23-25; 1Tim.1:15; 2Tim.1:8-10]

51.   Pert     :     Apakah isi unsur pertama?
        Jwb    :     1.   Menyadari dan mengakui di hadapan Allah bahwa dirinya adalah pendosa, sehingga pasti dihukum oleh Allah.
                        2.   Menyadari dan mengakui bahwa dirinya tidak mampu melepaskan diri dari hukuman Allah dengan kekuatannya sendiri.
                        3.   Menyadari dan mengakui bahwa dirinya membutuhkan pertolongan agar terlepas dari hukuman Allah.
                                [Mzm.51:3-13; Luk.23:40-42; 7:40-43 (baca ayat 36-50); Rm.7:23-25; Ef.2:3-9]

52.   Pert     :     Apakah isi unsur kedua?
        Jwb    :     Mengetahui dan mengakui bahwa berdasarkan kasih-Nya kepada manusia Allah memberikan jalan kelepasan yang dibutuhkan, yaitu di dalam kematian dan kebangkitan Yesus.
                                [Kis.4:10-12; IKor.15:1-4; band. Rm.5:6-10]

53.   Pert     :     Apakah isi unsur ketiga?
        Jwb    :     Menyerahkan diri dan bergantung sepenuhnya kepada pertolongan Allah dalam kematian dan kebangkitan Yesus demi kelepasan dirinya dari hukuman Allah.
                                [Mat.8:5-13; Luk.23:40-42]

54.   Pert     :     Apakah isi unsur keempat?
        Jwb    :     Menjalani hidup dengan penuh syukur atas anugerah penyelamatan Allah dan berusaha dengan sungguh-sungguh hidup sesuai Firman-Nya.
                                [Rm.12:1,2; Ibr.13:15,16; 1Ptr.2:1-5]

55.   Pert     :     Bagaimana manusia dapat bersikap percaya?
        Jwb    :     Sikap percaya adalah keputusan manusia sendiri di dalam kebebasannya. Tetapi manusia dapat bersikap demikian karena pertolongan Allah.
                                [Mrk.1:15; 16:15,16; Kis.10:44-48; 11:15]

56.   Pert     :     Bagaimana pertolongan Allah dapat kita mengerti?
        Jwb    :     Allah bekerja sebagai kuasa, yaitu Roh Kudus. Ia menolong dan menerangi hati dan akal budi manusia agar dapat mengerti bahwa Yesus adalah Allah yang datang untuk menyelamatkan manusia. Meskipun demikian Allah tetap menempatkan manusia di dalam kebebasannya, sehingga manusia dapat menerima tetapi juga dapat menolak.
                                [Yoh.3:34-36; Kis.8:30; 16:14; 1Kor.12:3b;]

57.   Pert     :     Apa makna Allah menempatkan manusia dalam kebebasannya?
        Jwb    :     Di dalam kebebasan manusia terletak tanggung jawab mengenai keselamatan yang ditawarkan kepadanya sebagai anugerah. Dengan demikian keselamatan seseorang bukan nasib atau takdir.
                                [Mat.22:1-14 dan paralelnya; Mrk.16:12,16; Luk.13:22-30]

58.   Pert     :     Bagaimana hubungan percaya dan bertobat?
        Jwb    :     Setiap orang yang menyatakan percaya sekaligus menyatakan pula pertobatannya.
                                [Mrk.1:15; Kis.20:20,21]

59.   Pert     :     Apakah yang dimaksud pertobatan?
        Jwb    :     Pertobatan adalah akibat dan perwujudan dari percaya. Dilihat dari isinya pertobatan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
                        1.   Pertobatan dasar, yaitu pertobatan yang terjadi ketika seseorang berbalik hatinya dari tidak percaya menjadi percaya. Pada seseorang pertobatan yang demikian hanya terjadi sekali saja.
                        2.   Pertobatan senantiasa, yaitu pertobatan yang terjadi ketika seseorang yang sudah percaya, karena kelemahan manusiawinya dapat berulang kali terjatuh ke dalam dosa, kemudian menyesali dosanya dan bertobat. Pertobatan senantiasa dilakukan orang percaya terus-menerus sepanjang hidupnya sebagai orang yang sudah diselamatkan.
                                [Yer.18:8-11; Yeh.18:21-23; Mat.26:75 (baca ayat 69-75) hubungkan dengan Yoh.21:15-17; 2Tim.2:25,26; Ibr.6:4-6]