Minggu ke-21, PANDANGAN DAN SIKAP TERHADAP AGAMA-AGAMA

202. Pert     :     Apakah titik tolak orang percaya dalam memahami dan menentukan sikap terhadap agama-agama?
        Jwb    :     Titik tolaknya adalah agama merupakan suatu kenyataan yang bersifat umum. Sebab adanya agama bukan suatu kebetulan, melainkan suatu segi kehidupan manusia yang mempunyai dasarnya di dalam keberadaan manusia itu sendiri, yaitu kesadaran bahwa dirinya terhubung dengan Allah. Inilah yg disebut kesadaran religius manusia.
                                [Kej.4:3-7; Kis.17:22-23; Rm.2:14-16]

203. Pert     :     Dari mana kesadaran religius itu berasal?
        Jwb    :     Kesadaran religius berasal dari Allah sejak penciptaan. Penjelasannya: manusia diciptakan menurut gambar Allah, oleh karena itu keberadaan manusia terhubung dengan keberadaan Allah, sehingga manusia mempunyai kedudukan sebagai mitra keberadaan Allah. Sebagai mitra keberadaan Allah, manusia memiliki kesadaran religius yang diwujudkan dalam bentuk agama sebagai saluran dan wadah dalam menghayati hubungannya dengan Allah.
                                [Kej.1:26-28; Kis.17:16-20, dalam ayat 19 dipakai kata “ajaran” (didakhe); Rm.1:19-21]

204. Pert     :     Apakah ada peran Allah dalam timbulnya agama?
        Jwb    :     Ada. Allah memelihara kesadaran religius manusia, sehingga kesadaran religius itu tidak musnah karena dosa manusia. Dengan kesadaran religius itu, manusia mengungkapkan dan menghayati hubungannya dengan Allah dalam bentuk agama. Jadi dalam terbentuknya agama ada peran Allah dan peran manusia.
                                [Mis. Orang-orang Majus dari Timur, Mat.2:1,2; agama-agama bangsa-bangsa di sekitar Israel yang menyeret Salomo, 1Raj.11:3-8]

205. Pert     :     Oleh karena ada peran manusia dalam terbentuknya agama, apakah ada ketidaksempurnaan dalam agama?
        Jwb    :     Ada. Di setiap agama terdapat ketidaksempurnaan. Meskipun demikian agama merupakan perwujudan kesadaran religius manusia untuk menghayati hubungannya dengan Allah, sehingga agama dapat mendatangkan kebahagiaan religius.

206. Pert     :     Agama dapat mendatangkan kebahagiaan bagi manusia, apakah itu berarti agama dapat mendatangkan keselamatan bagi manusia?
        Jwb    :     Tidak; sebab keselamatan, dalam arti kembalinya manusia ke dalam hubungan yang benar dengan Allah, dalam pemahaman GKJ hanya dapat diperoleh dalam karya penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus. Tidak satu pun agama dapat menyelamatkan manusia.
                                [Rm.3:20-26]

207. Pert     :     Bagaimana dijelaskan bahwa agama merupakan suatu tata kehidupan yang menata hubungan manusia dengan Allah?
        Jwb    :     Agama adalah bagian dari kehidupan manusia. Oleh karena itu agama juga merupakan tata kehidupan manusia yang menata penghayatan hubungan religius manusia dengan Allah.

208. Pert     :     Bagaimana prinsip tata kehidupan agama itu?
        Jwb    :     Prinsip tata kehidupan agama dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.   Agama berpusat pada konsep dasar yang mengandung setidak-tidaknya unsur-unsur:
a.   Konsep tentang Allah.
b.   Konsep tentang alam dengan manusia sebagai pusatnya.
c.   Konsep tentang hubungan antara manusia dan Allah, serta alam dan Allah.
d.   Konsep tentang apa yang wajib dilakukan oleh manusia terhadap Allah.
e.   Konsep tentang apa yang bisa diharapkan oleh manusia dari Allah.
2.   Konsep dasar yang merupakan inti agama itu diolah menjadi tatanan kehidupan yang lebih rinci sehingga dapat diterapkan, yaitu:
a.       Tatanan ajaran.
b.      Tatanan ibadat.
c.       Tatanan hukum.
d.      Tatanan keumatan.
                       
209. Pert     :     Apa fungsi tiap-tiap tatanan dalam tata kehidupan agama?
        Jwb    :     Secara asasi fungsi tatanan itu dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Dengan tatanan ajaran, manusia hendak mengaku tentang siapa Allah, siapa manusia, bagaimana hubungan manusia dan Allah, apa yang wajib dilakukan oleh manusia terhadap Allah, apa yang diharapkan oleh manusia dari Allah.
2.      Dengan tatanan ibadat agamanya, manusia yang berada di dunia ini hendak mengungkapkan dan menghayati hubungannya dengan Allah.
3.      Dengan tatanan hukum agamanya, manusia hendak menyatakan ketaatannya kepada Allah.
4.      Dengan tatanan keumatan agamanya, manusia hendak menyatakan sosialitasnya di dalam kehidupan religiusnya.
                                [Kel.20:24; Ul.12:1-7; 25:5-10; Yos.24:25-28; Mzm.122; Yes.24:16-19 (baca ayat 2-24); Flp.2:5-11; Kol.1:15-23]

210. Pert     :     Apakah pengertian agama demikian itu juga berlaku untuk agama Kristen?
        Jwb    :     Ya. Pada hakikatnya agama Kristen sama dengan agama lain. Tetapi sama seperti semua agama lain, agama Kristen mempunyai keistimewaannya yang membuat dirinya secara asasi berbeda dari agama lain.
                       
211. Pert     :     Apakah keistimewaan agama Kristen itu?
        Jwb    :     Keistimewaan agama Kristen terletak di dalam hal tatanan ajaran, ibadat, hukum dan keumatan yang dibuat dalam rangka menanggapi penyelamatan Allah ke atas manusia melalui Yesus Kristus.

212. Pert     :     Apa makna agama Kristen bagi orang percaya?
        Jwb    :     Agama Kristen adalah saluran dan wadah untuk menerima,  menghayati dan mengungkapkan penyelamatan Allah yang  berlaku ke atas orang percaya.
                                               
213. Pert     :     Bagaimana orang Kristen bersikap terhadap agama-agama lain?
        Jwb    :     Orang percaya mengakui dan menghormati hak hidup agama lain, termasuk di dalamnya hak untuk dianut, diamalkan dan disiarkan, tanpa perlu jatuh ke dalam kesalahan menyamakan semua agama. Bila perlu, orang percaya membela hak-hak agama lain yang diperlakukan tidak adil.
                       
214. Pert     :     Bagaimana seharusnya sikap orang percaya terhadap kebebasan memilih dan mengamalkan agama?
        Jwb    :     Berdasarkan kebebasan manusia untuk merencanakan sendiri kehidupannya, sebagaimana diberikan oleh Sang Khalik kepada manusia, maka sikap orang percaya adalah:
1.      Mengakui dan menghormati hak setiap orang untuk menentukan bagi dirinya agama yang hendak dipilih dan dianutnya.
2.      Menghargai kebebasan setiap orang untuk keluar dari agama yang selama ini dianutnya dan berpindah masuk ke agama yang lain.
                                [Luk.5:31-32 (baca ayat 27-32); band. Mat.10:14 (baca ayat 5-15) dan paralelnya; Kis.17:32-34]

215. Pert     :     Apa dasar sikap orang percaya terhadap penganut-penganut agama lain?
        Jwb    :     Orang percaya berpijak pada dua dasar, yaitu:
1.      Sifat manusia sebagai makhluk sosial yang menyebabkan manusia senantiasa hidup bersama.
2.      Kebebasan setiap orang untuk menentukan agama yang hendak dianutnya.
                        Dengan bertolak dari dua dasar tersebut di atas, maka orang percaya membuka diri untuk melakukan dialog dan kerjasama dengan penganut agama lain.
                       
216. Pert     :     Bagaimana dengan tugas panggilan memberitakan penyelamatan Allah yang di dalam praktek berarti berhadapan dengan agama lain?
        Jwb    :     Tanpa sedikitpun mengurangi hormat kepada agama lain beserta hak-haknya, orang percaya tetap memberitakan penyelamatan Allah kepada sesama manusia untuk memberikan kesempatan kepada sesama itu mendengar dan menjawab penyelamatan Allah. Pemberitaan penyelamatan Allah adalah demi keselamatan manusia, bukan untuk meniadakan agama lain dan berjalan di atas prinsip kebebasan, bukan paksaan.
                                [Rm.10:14-15]