BAB ENAM
BEBERAPA WARISAN ROHANI YANG PENTING
DALAM KEHIDUPAN GEREJA



Minggu ke-22, SEPULUH HUKUM TUHAN

217. Pert     :     Apakah pedoman dasar bersikap dan bertingkahlaku orang percaya dalam menjalani kehidupan di dunia?
        Jwb    :     Pedoman dasarnya adalah Sepuluh Hukum TUHAN, yang menitahkan sebagai berikut:
                        ”AKU-lah TUHAN, Allah-mu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan;
1.      Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu.
2.      Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab AKU, TUHAN, Allah-mu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci AKU, tetapi AKU menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi AKU dan yang berpegang pada perintah-perintahKu.
3.      Jangan menyebut nama TUHAN, Allah-mu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
4.      Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allah-mu, maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang ditempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
5.      Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allah-mu, kepadamu.
6.      Jangan membunuh.
7.      Jangan berzinah.
8.      Jangan mencuri.
9.      Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
10.  Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.”
                                [Kel.20:2-17; Ul.5:6-21]

218. Pert     :     Mengapa Sepuluh Hukum TUHAN yang dijadikan pedoman dasar sikap dan tingkah laku orang percaya?
        Jwb    :     Hal itu didasarkan pada kehendak Allah yang berkenan menggunakan Sepuluh Hukum TUHAN sebagai pedoman dasar bagi Israel di dalam penyelamatan-Nya. Gereja atau orang percaya, yang di dalam sejarah penyelamatan Allah merupakan kelanjutan Israel, juga harus bersikap dan bertingkah laku dengan berpedoman dasar pada Sepuluh Hukum TUHAN.
                                [Im.26:12,13; 26:14-17]

219. Pert     :     Di dalam mukadimah Sepuluh Hukum TUHAN, tertulis firman “AKUlah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan”, apa arti firman itu?
        Jwb    :     Firman itu menyatakan dasar difirmankanNya Sepuluh Hukum Tuhan kepada Israel, yaitu:
1.      Siapa TUHAN yang memerintahkan Sepuluh Hukum.
2.      Siapa Israel yang harus tunduk kepada Sepuluh Hukum.
3.      Mengapa Sepuluh Hukum diperintahkan kepada Israel.
4.      Untuk apa Sepuluh Hukum diperintahkan kepada Israel.

220. Pert     :     Apakah isi dasar yang dinyatakan di dalam mukadimah itu?
        Jwb    :     Isi dasar itu ialah:
1.   TUHAN adalah Allah yang mengasihi dan menyelamatkan Israel.
2.   Israel adalah umat yang dikasihi dan diselamatkan Allah.
3.   Sepuluh Hukum TUHAN adalah tanda perjanjian.
4.   Sepuluh Hukum TUHAN menjadi tolok ukur atau norma hidup yang mengajak umat untuk bersyukur.
                                [Ul.6:20-25; 4:20; 7:6; 5:1-22; 6:10-19]

221. Pert     :     Apakah maksud hukum pertama?
        Jwb    :     Maksud hukum pertama adalah bahwa Umat Israel tidak boleh mempunyai ilah lain kecuali TUHAN. Untuk mempertahankan keselamatannya, Israel harus tetap setia kepada TUHAN sebagai Allah-nya.

                        Prinsip yang sama juga berlaku bagi orang percaya. Untuk tetap mempertahankan keselamatan, orang percaya harus tidak mempunyai illah lain, kecuali Allah yang menyatakan diri dalam Tuhan Yesus.
                                [Ul.6:4,12-15; band. mis. Kel.22:20]