Minggu ke-10, KEPELBAGAIAN DAN KEESAAN GEREJA

90.   Pert     :     Bagaimana kita memahami kenyataan bahwa dari penyelamatan Allah yang satu, lahir pelbagai macam gereja?
        Jwb    :     Kenyataan itu dapat kita pahami berdasarkan watak kemanusiawian gereja dengan segala cederanya.
                                [Lihat fenomenanya;. Kis.1:12-14; 2:1]

91.   Pert     :     Bagaimana kemanusiawian gereja melahirkan kepelbagaian gereja?
        Jwb    :     Ada tiga alasan utama, yaitu:
                        1.   Pemahaman Alkitab yang berbeda karena penafsiran yang berbeda.
                        2.   Tantangan-tantangan khas yang berbeda yang dihadapi oleh gereja-gereja pada waktu kelahirannya dan atau pada pertumbuhannya.
                        3.   Sengketa di dalam tubuh gereja karena banyak sebab yang bermuara pada perpisahan, sehingga melahirkan gereja baru.
                       
92.   Pert     :     Bagaimana jelasnya bahwa penafsiran Alkitab oleh orang-orang percaya dapat melahirkan kepelbagaian gereja?
        Jwb    :     Jelasnya adalah:
1    Orang-orang percaya menafsirkan Alkitab dengan cara yang berbeda-beda, sehingga menghasilkan pemahaman yang berbeda-beda, atau bahkan mungkin saling bertentangan.
2.   Berdasarkan pemahaman yang berbeda-beda itu orang-orang percaya menyusun ajaran yang berbeda-beda.
3.   Ajaran yang berbeda-beda itu dijabarkan ke dalam tatanan ibadat, hukum, dan keumatan yang berbeda-beda.
4.   Melalui praktek kehidupan bergereja dengan tatanan yang berbeda-beda itu lahirlah tradisi yang berbeda-beda.
Oleh karena itu lahirlah kepelbagaian gereja dengan penekanan ajarannya sendiri-sendiri.

93.   Pert     :     Bagaimana jelasnya bahwa tantangan yang khas dapat melahirkan kepelbagaian gereja?
        Jwb    :     Jelasnya adalah:
1.   Dalam situasi tertentu, baik pada saat kelahirannya maupun pada saat pertumbuhannya, suatu gereja mungkin menghadapi tantangan iman tertentu yang serius.
2.   Untuk mengatasi tantangan, gereja mencari dan mengangkat dari Alkitab suatu pokok ajaran tertentu sebagai pegangan utamanya.
3.   Pokok ajaran itu menjadi dasar seluruh tatanan, bahkan diangkat menjadi norma teologis untuk menafsirkan Alkitab.
4.   Dengan demikian maka sebuah gereja dapat menjadi gereja dengan kekhasannya sendiri.
Oleh karena itu lahirlah kepelbagaian gereja dengan kekhasannya sendiri-sendiri.
                       
94.   Pert     :     Bagaimana jelasnya bahwa sengketa di dalam tubuh gereja dapat melahirkan kepelbagaian gereja?
        Jwb    :     Jelasnya adalah:
1.   Karena sesuatu sebab, terjadilah di dalam suatu gereja sengketa yang sedemikian, sehingga tidak dapat dicapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang bersengketa untuk mengakhiri dan menyelesaikan sengketa.
2.   Lazimnya pihak yang terdesak, walaupun tidak harus berarti pihak yang salah, lebih suka mengambil langkah memisahkan diri untuk berdiri sebagai gereja yang baru.
Oleh karena itu lahirlah kepelbagaian gereja sebagai akibat terjadinya sengketa di dalam tubuh gereja.
                       
95.   Pert     :     Apakah adanya kepelbagaian gereja itu wajar dan baik?
        Jwb    :     Adanya kepelbagaian gereja jelas tidak memancarkan dengan baik penyelamatan yang dikerjakan oleh Allah yang satu dan sama yang dipercaya oleh orang-orang percaya dan gereja. Apalagi jika kemudian setiap gereja menganggap bahwa ajaran beserta seluruh tatanannya adalah yang paling benar, sehingga atas dasar itu menghakimi gereja lain sebagai tidak benar, bukan gereja Tuhan atau lebih parah lagi buah pekerjaan setan.
                                [Ef.4:1-6]

96.   Pert     :     Apakah kita boleh memandang bahwa semua gereja adalah buah penyelamatan Allah dan oleh karena itu maka semua gereja adalah gereja Allah?
        Jwb    :     Kita dapat mengatakan bahwa suatu gereja adalah buah penyelamatan Allah dan gereja Allah hanya apabila gereja itu menampakkan tanda-tanda penyelamatan Allah di dalam pengakuan, sikap dan tingkah laku hidupnya.
                                [Rm.10:9,10; 1Yoh.4:2,3; hubungkan dengan Mat.16:16-18; dan band. Ef.2:19-20; 4:20-24 (baca ayat 17-24)]

97.   Pert     :     Apa tanda-tanda penyelamatan Allah yang dapat dilihat dalam gereja?
        Jwb    :     Tanda-tanda penyelamatan itu ialah gereja dengan seluruh tatanan dan praktek kehidupan religiusnya menyatakan jawab “ya” terhadap penyelamatan Allah dan menyatakan serta menghayati hubungannya dengan Allah atas dasar karya penyelamatan-Nya.

98.   Pert     :     Bagaimana tanda-tanda penyelamatan di dalam gereja secara konkret dapat dilihat?
        Jwb    :     Tanda-tanda penyelamatan di dalam gereja secara konkret dapat dilihat dalam empat hal utama, yaitu:
                        1.   Seluruh tatanan, baik pengakuan, ibadat, hukum maupun keumatan, disusun sedemikian sehingga intinya adalah menyatakan sikap menerima penyelamatan Allah atas dasar Alkitab.
                        2.   Praktek kehidupannya diatur sedemikian, sehingga intinya adalah menyatakan ketaatan kepada tuntutan-tuntutan Allah, sebagai konsekuensi dari penyelamatan yang telah dialaminya atas dasar Alkitab.
                        3.   Memeteraikan sikap percaya dengan sakramen baptisan atas nama Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
                        4.   Melaksanakan sakramen perjamuan yang diamanatkan oleh Tuhan, sebagai alat pemeliharaan iman.
                                [Mat.26:26-28; 28:19; Kis.2:38; 10:34-43; Rm.6:11-13 (baca ayat 1-14); 10;9,10; 1Kor.11:23-26]

99.   Pert     :     Bagaimana sikap yang paling tepat terhadap gereja-gereja lain?
        Jwb    :     Sikap yang paling tepat terhadap gereja-gereja lain ialah:
                        1.   Dengan rendah hati mengakui bahwa di dalam setiap gereja terdapat cedera manusiawi yang terwujud dalam kesalahan atau bahkan dosa.
                        2.   Dengan tulus mengakui bahwa setiap gereja dengan segala cedera manusiawinya adalah buah penyelamatan Allah sepanjang menampakkan tanda-tanda penyelamatan Allah di dalam seluruh tatanan dan praktek kehidupannya.
                        3.   Dengan rendah hati mengakui bahwa setiap gereja dengan segala cedera manusiawinya memiliki baik kelemahan maupun kekuatannya sendiri-sendiri.
                         4.   Dengan tulus membuka diri untuk bekerja sama dengan gereja-gereja lain berusaha menampakkan keesaan gereja sebagai buah penyelamatan yang dikerjakan oleh Allah yang satu dan sama.
                       
100. Pert     :     Bagaimana membuka diri untuk bekerja sama berusaha menampakkan keesaan gereja dilaksanakan?
        Jwb    :     Hal itu dilaksanakan dengan:
                        1.   Mau belajar dari gereja-gereja lain, terutama dari kelebihan yang dimilikinya.
                        2.   Mau mengakui dan menghormati gereja-gereja lain sebagai gereja yang adalah buah penyelamatan Allah.
                        3.   Mau bekerja sama dengan gereja-gereja lain di dalam melaksanakan tugas panggilan gereja di dalam dunia.
                        4.   Mau mengusahakan pengakuan bersama sebagai kesaksian bersama terhadap dunia tentang penyelamatan Allah dan tentang dirinya sebagai buah penyelamatan Allah.   
                       
101. Pert     :     Bagaimana kita memahami keesaan gereja?
        Jwb    :     Keesaan gereja tidak terletak di dalam atau ditentukan oleh kesatuan kelembagaan gereja, melainkan terletak di dalam hal bahwa keberadaan gereja adalah keberadaan di dalam lingkup pekerjaan penyelamatan Allah.
                                [Yoh.17:23; Kis.4:12; 15:6-11; Rm.16:27; 1Tim.2:3-6]

102. Pert     :     Apakah artinya keesaan gereja yang bukan dalam wujud kesatuan kelembagaan gereja?
        Jwb    :     Keesaan gereja yang bukan dalam wujud kesatuan kelembagaan gereja itu adalah:
                        1.   Keesaan gereja adalah bukan keesaan karena kehendak manusia, melainkan karena keberadaannya. Itu berarti keesaan karena hakikatnya.
                        2.   Yang dapat dilakukan oleh gereja dengan segala cedera manusiawinya ialah menampakkan keesaan hakiki itu di dalam kehidupannya.
                        3.   Keesaan hakiki itu akan terwujud secara sempurna di dalam kemuliaan Tuhan di sorga yang merupakan tujuan bersama perjalanan semua gereja.
                                [Tercermin dalam salah satu pokok Pengakuan Iman Rasuli; Rm.16:24; 2Kor.8:1-15, 9:1-15; Ef.4:3-6,13; 5:27]